di.s3@uin-alauddin.ac.id +62-411-841-879

Kajian Moderasi Beragama antar Mansur Raih Gelar Doktor dan Mendapat Predikat Cum Laude

Pascasarjana Online- Indonesia memiliki ragam suku, bahasa, budaya dan juga agama. Keragaman tersebut menjadi ujian dan disisi yang lain bisa menjadi sebuah keberkahan. Adanya kebergaman tersebut bisa memicu konflik namun akan menjadi indah jika dikelola dengan baik.

Dalam Islam keberagaman sebagai sunnatullah. Perbedaan yang ada merupakan ketetapan dari Allah SWT., dan ummat Islam diperintahkan untuk menyikapi perbedaan dengan berlapang dada, menghargai dan juga saling mengasihi.

“Pemahaman keagamaan yang moderat juga dikembangkan oleh para pendiri Pondok Pesantren As’adiyah yang komitmen dengan prinsip moderasi beragama yaitu washathiyyah dalam berdakwah yang berdasar pada prinsip yang dicontohkan oleh Rasullah Saw. Namun, moderasi beragama ini kini mendapat tantangan dengan munculnya sejumlah paham keagamaan yang berbeda dengan paham keagamaan As’adiyah, yakni paham gerakan salafi fundamentalis dan gerakan syiah liberalis dan paham keagamaan ini sudah berkembang di Kabupaten Wajo tempat Institut Agama Islam As’adiyah berada,” papar Mansur saat mempertahankan disertasi yang berjudul Penguatan Moderasi Beragama Mahasiswa Dan Implementasinya Di Institut Agama Islam (IAI) As’adiyah Sengkang.

Keresahan Mansur dalam melihat perkembangan gerakan salafi fundamentalis dan gerakan syiah liberalis di Wajo menjadi salah satu alasan Mansur dalam menulis disertasi itu.

Mansur melakukan penelitian mengenai Penguatan Moderasi Beragama dengan menggunakan dua pendekatan keilmuan, pertama yaitu pedagogis, sosiologis, yuridis normatif dan Kedua pendekatan fenomenologi. Hasilnya menunjukkan penguatan moderasi beragama Mahasiswa di IAI As’adiyah Sengkang dilakukan melalui tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Dharma pendidikan dan pengajaran dengan cara melalui mata kuliah Pancasila pada semester satu untuk semua program studi. Mata kuliah Civic Education semester dua semua program studi, mata kuliah Keas’adiyahan untuk semua program studi mulai semester satu sampai semester empat dan mata kuliah Kepesantrenan untuk semua program studi,” papar Mansur.

Temuan lain menunjukkan pada Dharma penelitian yaitu Dosen dan Mahasiswa melakukan penelitian yang berkaitan dengan budaya lokal dan toleransi, seperti penelitian tentang tradisi Maccera Tappareng, Siarah Kubur, Tradisi Mabbarasanji dan Tradisi Mappasikarawa. Dan pada dharma pengabdian kepada masyrakat dilakukan dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata dengan tema moderasi beragama.

Lebih lanjut Mansur menjelaskan implementasi moderasi beragama mahasiswa di Institut Agama Islam As’adiyah Sengkang menggunakan indikator komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap budaya lokal. Menurut Dia, dari empat indikator itu, moderasi beragama di Institut Agama Islam As’adiyah Sengkang belum sepenuhnya moderat terkhusus pada indikator komitmen kebangsaan.

“Pertanyaan tentang pemimpin Indonesia tidak boleh non muslim dan ucapan selamat hari raya agama lain, rata-rata mahasiswa menjawab tidak boleh, pada hal komitmen berbangsa dan bernegara yang harus ada setiap anak bangsa, termasuk mahasiswa As’adiyah Sengkang untuk menerima dan menjaga pancasila sebagai ideologi negara,” ucap Mansur.

Berkat penelitian ini, Mansur dinyatakan lulus dalam bidang Pendidikan dan Keguruan serta mendapat predikat Cum Laude dan menjadi lulusan Doktor ke-1169 di UIN Alauddin Makassar.

Kesuksesan Mansur dalam meraih gelar Doktor juga karena berkat bimbingan dari Prof. Dr. H. Bahaking Rama, M.S., sebagai Promotor dan Dr. Hj. Yuspiani, M.Pd., Dr. H. Andi Aderus, Lc., M.A sebagai kopromotor.

Penulis: Najamuddin

Leave a Reply