Pascasarjana Online- Pondok Pesantren merupakan lembaga yang sangat diharapkan menjadi tempat pembentukan para calon ulama dan ilmuan yang mampu membaca dan memahami kitab kuning. Pondok pesantren As’adiyah satu-satunya pesantren yang mengaakomodir pengajian kitab kuning dengan menggunakan bahasa Bugis.
Hal tersebut disampaikan oleh Fatmawati saat menjalani Ujian terbuka Promosi Doktor, Rabu (06/03/2024), di Jl. Bontotanga No. 36 Gedung PPG Kampus 3 UIN Alauddin Makassar. Ia melakukan penelitian disertasi dengan judul, “Strategi Pengajian Kitab Kuning Dengan Menggunakan Bahasa Bugis DI Pondok Pesantren As’adiyah Sengakan.”
Fatmawati mengatakan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengajian kitab kuning di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, fokus kajiannya pada kitab kuning, respon santri tentang penggunaan Bahasa Bugis dalam pengajian kitab kuning dan faktor yang mendukung dan menghambat proses pengajian kitab kuning.
Sementara itu hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara umum, realitas strategi pengajian kitab kuning dengan menggunakan Bahasa Bugis di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang berjalan dengan baik. Strategi itu meliputi membaca kitab kuning kata per kata dengan bahasa Bugis dan ditulis maknanya oleh para santri di lembar kitab kuning menggunakan huruf lontaraq.
Lebih lanjut ia mengatakan,”Proses membaca dan tulis menulis tersebut bukan hanya sebatas memaknai saja, melainkan menjelaskan posisi kata-kata tersebut dalam kaidah gramatikal Arab (Nahwu),” ucap Fatmawati.
Temuan yang lain menunjukkan respon santri yang berbeda-beda terutama santri yang berasal dari luar Sulawesi Selatan dan faktor yang mendukung dan menghambat adalah faktor internal santri dan lingkungan pesantren serta belum adanya kurikulum yang dibuat di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang.
Selanjutnya Ia merekomendasikan, “untuk benar-benar mempersiapakan strategi pengajian kitab kuning dengan matang, mempertahankan dan meningkatkan strategi yang digunakan dan terakhir melaksanakan pelajaran tambahan sebagai tutorial Bahasa Bugis untuk memperkenalkan kepada Santri, baik tulisan aksara Lontara maupun dengan komunikasi Bahasa Bugis.” Kata Fatmawati.
Fatmawati kini resmi menyandang gelar doktor dalam bidang Pendidikan dan Keguruan, serta mendapat predikat Cum Laude dan menjadi lulusan doktor yang ke-1170 di UIN Alauddin Makassar.