di.s3@uin-alauddin.ac.id +62-411-841-879

FAHRUL ANGGARA PUTRA Raih Gelar Doktor di UIN Alauddin Makassar, Tawarkan Konsep Inovatif dalam Penyelesaian Perkara ITE

Makassar – Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar mencatat lahirnya doktor muda berbakat, Fahrul Anggara Putra, berhasil mempertahankan disertasinya yang inovatif dalam sidang promosi doktor pada hari kamis, 24 April 2025. Disertasi berjudul “Rekonstruksi Mediasi Penal Konsiliatif Studi Penyelesaian Perkara Pidana Informasi dan Transaksi Elektronik di Polda Kalimantan Barat Perspektif Hukum Islam” ini menawarkan pendekatan baru yang mengintegrasikan nilai-nilai hukum Islam dalam penyelesaian perkara pidana.

Membahas Isu Penting dalam Sistem Hukum Modern

Penelitian Fahrul mengangkat dua isu strategis:

  1. Urgensi mediasi penal konsiliatif dalam menyelesaikan perkara pidana di bawah Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
  2. Konstruksi mediasi penal konsiliatif dalam perspektif hukum Islam, yang mengedepankan keadilan berbasis musyawarah dan rekonsiliasi.

Dengan pendekatan kualitatif berbasis socio-legal, Fahrul menganalisis regulasi terkait, termasuk Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penanganan Tindak Pidana Berdasarkan Keadilan Restoratif. Penelitian ini menyoroti pentingnya adaptasi hukum terhadap kondisi masyarakat, khususnya di Kalimantan Barat, yang kaya akan keragaman budaya dan nilai-nilai lokal.

Mediasi Penal: Alternatif Solusi Berbasis Kearifan Lokal dan Hukum Islam

Fahrul mengusulkan bahwa mediasi penal konsiliatif tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyelesaian konflik, tetapi juga sebagai alat untuk memulihkan kerugian korban, merehabilitasi pelaku, dan mengembalikan harmoni dalam masyarakat. Ia menekankan lima elemen kunci dalam penerapan mediasi penal di Kalimantan Barat:

  • Keragaman budaya sebagai pijakan utama.
  • Kearifan lokal dan kebutuhan masyarakat.
  • Sensitivitas budaya dan agama, menciptakan pendekatan yang inklusif.
  • Partisipasi aktif komunitas agama dan budaya, untuk memperkuat keadilan restoratif.
  • Mediator resmi yang berkompeten, menjamin proses berjalan adil dan transparan.

Melalui disertasinya, Fahrul menjelaskan bagaimana mediasi penal konsiliatif mampu menjadi jembatan antara hukum positif dan nilai-nilai hukum Islam, yang telah lama menekankan pentingnya musyawarah (syura) dan perdamaian (al-sulh).

Kontribusi Besar untuk Sistem Hukum Indonesia

Disertasi ini menjadi tonggak baru dalam kajian hukum pidana di Indonesia, terutama dalam konteks penyelesaian perkara di era digital. Fahrul mendapatkan apresiasi dari para penguji atas kedalaman analisisnya, yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis. Pendekatan yang ia tawarkan diharapkan dapat menjadi model dalam pengembangan sistem hukum berbasis keadilan restoratif, khususnya dalam menangani kasus-kasus di bawah UU ITE.

Sebagai doktor baru di bidang hukum Islam, Fahrul Anggara Putra menegaskan bahwa hukum Islam memiliki peran besar dalam memperkuat sistem hukum nasional. Ia berharap gagasannya tentang mediasi penal konsiliatif dapat menjadi inspirasi bagi para pemangku kebijakan dan praktisi hukum untuk mengedepankan pendekatan yang lebih manusiawi dan adil.

Inspirasi bagi Generasi Muda

Keberhasilan Fahrul tidak hanya menjadi prestasi pribadi, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda yang bercita-cita memberikan kontribusi nyata bagi bangsa melalui kajian dan penelitian.

Sidang promosi doktor ini berlangsung khidmat dan diakhiri dengan pengukuhan Fahrul Anggara Putra sebagai doktor baru di UIN Alauddin Makassar. Selamat kepada Dr. Fahrul Anggara Putra, S.Pd., M.H. atas pencapaiannya yang luar biasa.

#DIRRS3

Leave a Reply