di.s3@uin-alauddin.ac.id +62-411-841-879

Muhammad Irwan Raih Gelar Doktor Cumlaude di UIN Alauddin, Angkat Isu Etnisitas Bugis dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Program Studi Dirasah Islamiyah S3 Pascasarjana UIN Alauddin Makassar – 06 Mei 2025

Pada hari yang penuh makna di kampus ilmiah UIN Alauddin Makassar, langkah intelektual kembali ditorehkan dalam sejarah akademik. Dr. Muhammad Irwan menjalani ujian terbuka promosi doktor dengan penuh khidmat dan kekuatan ilmiah. Sidang ini dipimpin oleh Wakil Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Hasyim Haddade, M.Ag.

Dalam disertasinya yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Etnisitas Lokal Bugis pada Pondok Pesantren di Sulawesi Selatan”, Muhammad Irwan menggali secara mendalam interseksi antara bahasa, budaya, dan sistem pendidikan tradisional yang hidup dalam denyut kehidupan masyarakat Bugis. Penelitian ini lahir dari kegelisahan ilmiah atas tantangan globalisasi yang cenderung menggerus kearifan lokal, sekaligus sebagai upaya menemukan formula kontekstual dalam pengajaran bahasa Arab di pondok pesantren.

Dengan pendekatan kualitatif yang mencakup dimensi sosiologis, antropologis, pedagogis, dan religius, Dr. Irwan menelusuri bagaimana unsur-unsur budaya Bugis—yang kaya akan nilai-nilai keislaman dan tradisi literasi keilmuan—dapat bersinergi dengan kurikulum pembelajaran bahasa Arab. Ia berhasil merumuskan bahwa relasi antara pembelajaran bahasa Arab dan etnisitas Bugis terwujud melalui integrasi sistemik mulai dari tujuan, silabus, metode, media, hingga bahan ajar yang mengadopsi kearifan lokal Bugis.

Penelitian ini juga mengungkap berbagai peluang strategis, seperti keberlimpahan literatur ulama Bugis, fleksibilitas sistem pendidikan pesantren, serta semangat pelestarian nilai-nilai lokal. Namun, tak luput pula dari sorotan adalah tantangan nyata, mulai dari minimnya regulasi pembelajaran berbasis lokal hingga dominasi sistem modern yang sering kali mengabaikan identitas kultural.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Dr. Irwan mengajukan strategi penguatan yang mencakup intensifikasi pembelajaran takhassus, pengembangan kurikulum berbasis literatur Bugis, serta transformasi nilai-nilai lokal ke dalam narasi pembelajaran bahasa Arab yang kontekstual dan relevan.

Implikasi besar dari disertasi ini adalah bahwa pembelajaran bahasa Arab tidak hanya berfungsi sebagai instrumen linguistik, tetapi juga sebagai jembatan budaya yang mempertemukan dua ranah penting: nilai-nilai universal Islam dan kekayaan lokal Bugis. Dalam konteks ini, pondok pesantren bukan hanya tempat transmisi ilmu, tetapi juga ruang dialektika budaya dan wahana pelestarian identitas keislaman nusantara.

Dengan presentasi ilmiah yang kuat dan argumentasi yang terstruktur, Muhammad Irwan berhasil memukau para penguji dan audiens. Ujian ini bukan sekadar puncak akademik, tetapi juga awal dari kontribusi yang lebih luas dalam pengembangan pendidikan Islam berbasis kearifan lokal.

DIAZ

Leave a Reply