di.s3@uin-alauddin.ac.id +62-411-841-879

Ujian Promosi Doktor Zhafran Athaya Bunyamin di Pascasarjana UIN Alauddin: Mengupas Urgensi Kitab Arabiyah Baina Yadaik dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Program Studi Dirasah Islamiyah S3 Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar – 26 Agustus 2025.

Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kembali mencatat sejarah akademik dengan digelarnya ujian promosi doktor atas nama Zhafran Athaya Bunyamin. Sidang terbuka yang berlangsung khidmat ini dipimpin langsung oleh Wakil Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Hasyim Haddade, M.Ag., selaku ketua sidang.

Dalam kesempatan tersebut, Zhafran Athaya mempertahankan disertasinya yang berjudul “Penggunaan Kitab Arabiyah Baina Yadaik untuk Memperbaiki Keterampilan Berbicara di Ma’had Al-Bir Universitas Muhammadiyah Makassar dan Institut Agama Islam STIBA Makassar.”

Penelitian ini berangkat dari keprihatinan akademik terhadap masih rendahnya keterampilan berbicara (maharah al-kalam) mahasiswa non-penutur asli bahasa Arab. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif-analitis, penulis melakukan penelitian lapangan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk menelaah bagaimana kitab Arabiyah Baina Yadaik digunakan, apa saja kendala yang dihadapi, dan strategi apa yang dirancang oleh dua lembaga berbeda, yakni Ma’had Al-Birr Unismuh Makassar dan IAI STIBA Makassar.

Hasil penelitian menunjukkan tiga temuan penting. Pertama, kitab Arabiyah Baina Yadaik terbukti memiliki urgensi tinggi dalam meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa, sebab penyajiannya sistematis, komunikatif, dan kontekstual. Di Ma’had Al-Birr, kitab ini menjadi rujukan wajib sejak semester awal, sementara di STIBA Makassar telah dijadikan kitab utama yang mencakup seluruh keterampilan bahasa.

Kedua, penelitian juga mengungkap berbagai kesulitan yang dihadapi mahasiswa. Di Ma’had Al-Birr, kendala utama berupa keterbatasan kosakata, rendahnya motivasi murajaah, rasa malu berbicara, serta kurangnya lingkungan berbahasa di luar kelas. Sementara di STIBA Makassar, tantangan terletak pada keterbatasan fasilitas, lemahnya dasar kemampuan mahasiswa, kurikulum yang padat, serta metode pengajaran yang masih perlu disesuaikan.

Ketiga, solusi yang diterapkan kedua lembaga menunjukkan kreativitas dalam membangun lingkungan bahasa. Ma’had Al-Birr menekankan penciptaan atmosfer berbahasa Arab penuh di asrama, ditambah program muhadatsah, halaqah, dan evaluasi rutin dengan metode komunikatif berbantuan media audio-visual dan drama. Sedangkan STIBA Makassar mengoptimalkan kelas tambahan (durus idhofiyah), penguatan kurikulum, pembentukan pojok bahasa, serta peningkatan kualitas dosen.

Baik di Ma’had Al-Birr maupun di STIBA, mahasiswa mengakui bahwa praktik murajaah, belajar bersama teman, hingga kegiatan kreatif seperti drama dan pidato menjadi faktor penting yang mendukung peningkatan kemampuan berbicara mereka.

Sidang promosi doktor yang berlangsung di Pascasarjana UIN Alauddin ini bukan hanya menjadi bukti ketekunan akademik Zhafran Athaya Bunyamin, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan strategi pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, khususnya melalui pemanfaatan kitab Arabiyah Baina Yadaik.

#DIRS3

Leave a Reply