
Bayanuddin resmi meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam siding promosi doktor pada Program Studi Dirasah Islamiyah S3 Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 21/04/2025.
Judul disertasi Bayanuddin, Penggunaan Chatbot Berbasis Kecerdasan Buatan dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa di IAIN Palopo.
Penelitian ini memiliki 3 rumusan masalah, yaitu: Pertama, Bagaimana pengalaman mahasiswa dalam menggunakan chatbot berbasis kecerdasan buatan dalam meningkatkan keterampilan berbicara? Kedua, Bagaimana penggunaan chatbot berbasis kecerdasan buatan dalam pembelajaran keterampilan berbicara dapat mempengaruhi pola komunikasi dan interaksi mahasiswa dengan dosen dan teman? Ketiga, Bagaimana desain dan fitur chatbot berbasis kecerdasan buatan dapat dikembangkan dalam meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa pendidikan bahasa Inggris?

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk memahami secara mendalam pengalaman mahasiswa dalam menggunakan chatbot berbasis kecerdasan buatan dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan mahasiswa, dosen mata kuliah berbicara, dosen psikologi, dan tenaga ahli di bidang teknologi pendidikan. Selain itu, observasi partisipatif dan studi dokumentasi juga digunakan untuk memperkaya hasil penelitian. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi untuk mendapatkan kesimpulan yang valid dan akurat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa chatbot berbasis kecerdasan buatan memberikan dampak positif terhadap peningkatan keterampilan berbicara mahasiswa. Mahasiswa merasa dapat berlatih kapan saja tanpa terbatas oleh jadwal kelas sehingga mudah diakses. Di samping itu, mahasiswa terbantu dalam menyusun kalimat dengan lebih baik dan memperkaya kosakata melalui latihan percakapan yang berulang dan beragam. Mereka lebih percaya diri dan lancar dalam berbicara karena chatbot menyediakan lingkungan yang bebas tekanan untuk berlatih. Chatbot juga membantu mahasiswa dalam memperbaiki pengucapan, merasa nyaman, serta membantu memperbaiki kesalahan secara langsung. Selain itu, penggunaan chatbot berkontribusi dalam mengubah pola komunikasi mahasiswa, dimana mereka lebih mandiri dalam belajar dan lebih siap dalam berpartisipasi dalam diskusi akademik.
Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis terhadap kajian pembelajaran berbasis kecerdasan buatan serta mendukung pengembangan model pembelajaran berbasis teknologi yang lebih interaktif dan personal. Dari segi praktis, hasil penelitian ini merekomendasikan integrasi chatbot dalam kurikulum pembelajaran keterampilan berbicara untuk memberikan alternatif latihan mandiri bagi mahasiswa. Selain itu, pengembangan fitur chatbot yang lebih adaptif dan interaktif dapat meningkatkan efektivitasnya dalam mendukung pembelajaran bahasa. Temuan ini juga menunjukkan bahwa chatbot dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang melengkapi interaksi tatap muka antara mahasiswa dan dosen, sehingga menciptakan model pembelajaran yang lebih seimbang dan efektif.
DIAZ