
Program Studi Dirasah Islamiyah S3 Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar – 21 Juli 2025 — Suasana haru dan bangga menyelimuti Aula Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar saat Riski Ayu Amaliah resmi meraih gelar doktor dalam bidang Pendidikan Islam. Sidang promosi doktor yang dipimpin oleh Wakil Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Hasyim Haddade, M.Ag., ini menjadi momen bersejarah, tidak hanya bagi promovendus, tetapi juga bagi dunia pendidikan inklusif di Indonesia.

Disertasinya yang berjudul “Pengembangan Metode Pembelajaran Al-Qur’an Berbasis Aktivitas untuk Anak Tunagrahita pada Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kolaka, Sulawesi Tenggara” mendapat apresiasi tinggi dari para penguji. Penelitian ini menjadi angin segar dalam pengembangan pedagogi Al-Qur’an yang lebih humanis, adaptif, dan berpihak pada kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus.
Dengan latar belakang minimnya metode pembelajaran Al-Qur’an yang sesuai bagi anak tunagrahita, Riski menghadirkan model berbasis aktivitas sebagai pendekatan inovatif. Metode ini dirancang agar pembelajaran menjadi lebih konkret, interaktif, dan sesuai dengan perkembangan kognitif serta psikososial anak. Pendekatan ini menekankan pada keterlibatan aktif siswa melalui kegiatan sederhana yang terstruktur—seperti gerakan, gambar, dan permainan edukatif—yang terbukti efektif membantu mereka mengenal dan menghafal huruf serta ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam paparannya, Riski menjelaskan bahwa metode ini dikembangkan melalui pendekatan riset pengembangan (Research and Development) dengan serangkaian uji coba yang melibatkan guru, peserta didik, dan pakar pendidikan luar biasa. Hasilnya menunjukkan bahwa metode ini tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an, tetapi juga mampu membangun rasa percaya diri dan motivasi belajar anak-anak tunagrahita.
“Ini adalah bentuk ikhtiar saya untuk memastikan bahwa setiap anak, tanpa kecuali, memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam menyentuh cahaya Al-Qur’an,” ungkap Riski dengan mata berkaca-kaca saat menyampaikan sambutan usai dinyatakan lulus sebagai doktor.
Sidang terbuka ini dihadiri para guru besar, dosen, mahasiswa, serta perwakilan dari komunitas pendidikan inklusi. Banyak di antara mereka yang memberikan apresiasi atas keberanian Riski mengangkat isu yang masih jarang disentuh di ranah akademik—yakni pembelajaran Al-Qur’an untuk anak berkebutuhan khusus.
Gelar doktor yang diraih Riski Ayu Amaliah bukan sekadar prestasi akademik, melainkan juga pesan kuat tentang pentingnya inklusivitas dalam pendidikan Islam. Dari Kolaka, Sulawesi Tenggara, lahir sebuah metode yang membuktikan bahwa cinta terhadap Al-Qur’an tak mengenal batas fisik dan kognitif.
#DIRS3